LTE (Long Term Evolution) atau yang lebih dikenal
dengan 4G LTE merupakan sebuah standard
komunikasi nirkabel berbasis jaringan GSM/EDGE dan UMTS/HSDPA untuk akses data
kecepatan tinggi menggunakan telepon seluler mau pun perangkat mobile lainnya.
LTE pertama kali ditemukan oleh Prof. Dr. Khoirul Anwar
yang merupakan kebangsaan Indonesia dan
diaplikasikan oleh Teliasonera di Stockholm dan Olso pada desember 2009 yang
lalu. disebut-sebut sebagai jaringan nirkabel tercepat
saat ini, sebagai penerus jaringan 3G. LTE bahkan diklaim sebagai jaringan
nirkabel yang paling cepat pertumbuhannya.
Indonesia merupakan pasar yang potensial untuk
berkembangnya LTE di Indonesia, walaupun perkembangnya belum maksimal LTE
diyakini akan sukses dan menjadi primadona tersendiri seperti
pendahulu-pendahulunya karena jaringan yang berjalan di 1800MHz hingga 2,6 GHz
ini menjanjikan kecepatan maksimum pada LTE bisa mencapai 299.6Mbps untuk
mengunduh dan 75.4Mbps untuk mengunggah wow cukup cepat kan.
Hal yang tidak bisa diberikan operator di Indonesia
karena lambatnya jaringan kecepatan internet. LTE bisa menjadi solusi akan
keinginan jaringan internet yang cepat dan stabil agar tidak menghabiskan dan
membuang-buang waktu. Selain itu, jaringan LTE didukung dengan jaman yang sudah
modern yang dimana smartphone dan media sosial semakin marak dan menjadi hal
yang wajib digunakan serta dipakai sehari-hari untuk kebutuhan hidup manusia
dijaman modern ini.
Walaupun
dipasarkan sebagai teknologi 4G, LTE yang dipasarkan sekarang belum dapat
disebut sebagai teknologi 4G sepenuhnya. LTE yang di tetapkan 3GPP pada release
8 dan 9 belum memenuhi standarisasi organisasi ITU-R. Teknologi LTE Advanced
yang dipastikan akan memenuhi persyaratan untuk disebut sebagai teknologi 4G.
Di Indonesia, operator pertama yang menggunakan teknologi 4G ini adalah Bolt
yang diluncurkan oleh PT. Internux pada tanggal 14 November 2013 yang lalu.
Selain itu diperlukan biaya investasi yang mahal untuk
membangun insfraktruktur LTE itu
sendiri. Kita ambil contoh yaitu adalah PT. Internux Untuk
menyelenggarakan 4G Long Term Evolution (LTE), Internux mengeluarkan investasi
senilai 550 juta dollar AS atau sekitar Rp 6,3 triliun, untuk menyewa menara
BTS hingga menyediakan perangkat mobile wi-fi di pasar.
Ini bukanlah sebuah alasan untuk tidak
menyelenggarakan jaringan LTE di Indonesia Menurut
Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) Setyanto P Santosa,
sedikitnya ada empat tantangan yang harus dijawab dalam kerangka optimalisasi
teknologi LTE di Indonesia agar bisa
sukses.
Pertama,
harus ada penentuan model berkelanjutan untuk pengembangan teknologi broadband
di Indonesia dengan menitikberatkan partisipasi aktif sektor privat atau para
pengusaha."Kemudian kedua, demi lancarnya penerapan LTE di Indonesia harus
dicari cara paling ideal untuk menciptakan harmonisasi spektrum yang ada,"
kata Setyanto di sela LTE).Ketiga, perlu ditentukan cara mendorong agar pelaku
industri lokal juga turut mendapatkan keuntungan dengan berkembangnya LTE,
misalnya melalui pembukaan kesempatan akses dan penyediaan konten.Dan terakhir
yang keempat, bagaimana mendorong agar industri manufaktur lokal bisa
berkemampuan dan berkemauan untuk memproduksi perangkat CPE untuk 4G berbiaya
rendah."Sebab dengan biaya rendah, harga murah, daya jangkau konsumen
meningkat. Nah, opsi yang bisa diambil misalnya pemberian insentif kepada
industri manufkatur lokal yang produksi Perangkat 4G murah," pungkasnya.
Sumber gan: