Kamis, 30 Juli 2015


Wenger sekali lagi membuktikan kejeniusan dalam menghasilkan bakat-bakat muda baru. Dibuktikan dalam ajang pre-season Emirates Cup yang dimana Arsenal menjuarai ajang tahunan tersebut setelah mengalahkan wakil Bundesliga, Wolfburg dengan skor satu kosong serta menghancurkan wakil Ligue 1, Lyon dengan skor cukup telah enam gol tanpa balas yang membuat wakil Laliga, Villareal tidak mampu mengejar poin yang diperoleh Arsenal karena kalah selisih gol walaupun sama-sama mengantongi dua kemenangan.
Ada beberapa pemain yang cukup menyita perhatian yaitu penampilan pemain-pemain muda Arsenal yaitu Chuba Akpom, Alex Iwobi dan Jeff Rene-Adelaide. Terutama untuk Jeff Rene-Adelaide, pemuda yang baru berusia 17 tahun itu berhasil menyabet gelar MOTM dan digadang-gadang akan menjadi calon penerus generasi Patrick Vierra dan Abou Diaby karena penampilan yang hampir dibilang mirip.
Berbeda nasib dengan seniornya, Yaya Sanogo. Sanogo menjalani musim 2015/2016 menjadi pemain pinjaman di Ajax Amsterdam yang sebelumnya juga menjadi pemain pinjaman di Cystal Palace. Pria kelahiran Massy, Perancis 22 tahun yang lalu ini didatangkan Wenger dari Auxerre secara gratis sebagai solusi dari kebuntuan penyerang di kubu Arsenal bersamaan dengan kedatangan Mesut Özil sekaligus memecahkan rekor nilai transfer klub.
Ada sesuatu yang salah dengan Sanogo, sebagai penyerang tunggal. Sanogo hanya membuat 1 gol dari 19 penampilannya untuk Arsenal dan dengan catatan hanya 8 kali tampil sebagai starter dan sisanya tampil sebagai pemain pengganti pada menit-menit pertandingan hampir usai. Tentu sangatlah aneh 1 gol selama 827 menit bermain sangatlah tidak ideal, Sanogo menjadi olokan bagi supporter lawan maupun pendukung Arsenal sendiri.
Bahkan menurut Whoscored.com statistic Sanogo amatlah buruk, rating yang dia terima sekitar 6,29 persen untuk pemain starter dan 6,08 persen untuk bermain sebagai pemain pengganti. Kelemahan bermainnya ada pada umpan passing, finishing, kontribusi dalam bertahan dan kelemahan yang paling menonjol adalah ke tidakmampuannya untuk menjaga bola tetap dikakinya selama mungkin. Tentu tidak semuanya negatif terhadap Sanogo, Sanogo mampu berduel dengan lawannya karena dianugerahi tinggi yang menjulang dan tentu Sanogo tidak suka diving.
Berbeda di Arsenal di Timnas Perancis U-21, Sanogo membuktikan kapabilitasnya sebagai penyerang yang haus gol. Begitu mudahnya melesakkan gol kejala lawan pada pertandingan persahabatan maupun pertandingan resmi.
Sempat mengejutkan di awal pre-season Emirates Cup tahun lalu dengan membuat empat gol terjaring ke gawang Benfica. Ini membuktikan terdapat bakat sembunyi yang tersimpan di dalam diri Sanogo, ini juga yang membuat Ajax berminat meminjamnya musim ini dan sementara itu De Boer mengungkapkan,” Saya rasa kami bisa memberikan kesempatan sekali lagi untuk dia menunjukkan bakatnya saat masih di Auxerre, dan Wenger belum mengetahui dia secara dalam bahwa Sanogo pemain papan atas”.
Sebagai fan Arsenal, saya masih memiliki keyakinan tersendiri terhadap Sanogo. Kemampuannya hanya perlu diasah lagi, bagi Wenger tentu ini hal biasa baginya mengasah pemain muda menjadi pemain bintang. Yang diperlukan dari Sanogo adalah kesempatan bermain dan kepercayaan fan dan club terhadap dirinya bahwa Wenger tidaklah salah memboyongnya ke Emirates Stadium. Beberapa fans berucap pada perayaan AFC Members’ Days musim lalu yang menampilkan pemain-pemain Arsenal yang berlatih serius di Emirates Stadium bahwa “Sanogo begitu mudah sekali memasukkan golnya, permainannya sangat atraktif dan menyatu dengan tim tetapi tidak diperlihatkan saat pertandingan resmi”.
Masih terdapat harapan di masa depan bagi Sanogo nanti di Arsenal atau mungkin kita masih ingat yang terjadi pada kejadian Francis Coquelin yang dipanggil kembali oleh Wenger dari masa peminjaman di Charlton Athletic dan menjadi pemain vital di kubu Arsenal. Berlalu biarkanlah berlalu pepatah yang cocok menggambarkan masa lalu Sanogo,  hanyalah wenger dan Sanogo yang dapat membuktikan bahwa dia layak menjadi pemain Arsenal.
Sumber : Wikipedia, Arsenal.com, Transfermarkt, Whoscored, About Sport, Goal.com
Penulis : Yusri Chanif Nazarudin

Posted on 07.32 by Unknown

No comments

Selasa, 28 Juli 2015


Senin 27 Juli 2015, Stoke city resmi mengumumkan mendapatkan winger Belanda dan juga Barcelona Ibrahim Afellay. Selama berkarir, Ibrahim Afellay telah bermain bagi klub Schalke, Olympiacos, PSV Eindhoven dan juga Barcelona. Afellay yang direkrut dari PSV Eidhoven pada tahun 2011 oleh Barcelona gagal menunjukkan peforma yang imprensif ketika masih memperkuat Barcelona sehingga ia gagal mendapatkan tempat di tim utama dan (hanya) malang melintang sebagai pemain pinjaman.

Stoke City mengkontrak Afellay dengan durasi dua tahun, pemain 29 tahun yang kontraknya bersama Barcelona habis pada musim panas ini menjadi pemain ke 8 yang dikontrak oleh Stoke pada musim ini, dan juga pemain ex-Barcelona yang pindah menyusul Bojan, Marc Muniesa dan Moha yang terlebih dahulu bermain di Britania Stadium.

Bahkan selaku Chief Eksekutif Tony Scholes bilang, “ Sudah bukan rahasia lagi Ibrahim (Afellay) diinginkan oleh beberapa klub dan kami senang bahwa memilih bergabung dengan kami”
“Dia sangat antusias dengan prospek bermain di Premier League dan fakta bahwa dia tahu sudah beberapa pemain yang dia kenal yang bermain di klub terlebih dahulu sehingga dia tidak masalah dan terbantu dengan proses adaptasinya”

Kepintaran Stoke City mendatangkan pemain yang (dulunya) berkualitas ke Britania Stadium seperti Peter Crouch, Shay Given, Bojan Krkić, Charlie Adam serta pemain pinjaman dari Chelsea seperti Victor Moses dan yang terbaru Marko van Ginkel sebagai kesepakatan pembelian Asmir Begovic.

Tidak melulu hanya bisa mendatangkan pemain yang (dulunya) berkualitas tetapi The Potters (panggilan klub Stoke City) juga menghasilkan pemain berkualitas yang mempunyai skill mempuni serta mempunyai nilai jual yang tinggi tentu menguntungkan pihak Stoke. Seperti Asmir Begovic (Chelsea), Steven N’Zonzi (Sevilla), Marko Arnautović, Mame Biram Diouf, serta kapten mereka Ryan Shawcross.

Mark Hughes yang puas dengan penampilan Bojan Krkić pada awal musim lalu meskipun sang pemain harus menepi karena cidera yang menimpanya hingga musim 2014/2015 berakhir, belum puas sampai disitu Sang manjer mengintai beberapa pemain muda potensial U-21 Barcelona yang sulit masuk kedalam tim utama seperti Adama Traore dan Sandro Ramirez.

Stoke City yang mengakhiri musim lalu dengan finish diposisi 9 klasemen liga inggris nampaknya mulai serius dalam perebutan tiket menuju eropa musim depan, Kabar terakhir Stoke City mengincar Xherdan Shaqiri walaupun sang pemain menolak mentah-mentah tawaran tersebut karena menganggap Stoke City hanyalah tim (gurem) biasa.

Mungkin Stoke City terbiasa dengan penolakan tersebut, pelatih mereka Mark Hughes mulai perlahan tapi pasti membuat Stoke City menjadi tim yang disenggani seperti Southampton yang mengawali musim lalu dengan fantastis yang mampu mengimbangi dan membungkam tim-tim besar seperti Chelsea, Manchester City, Liverpool, Arsenal bahkan Machester United. 

Dengan pemain (dulunya) berkualitas yang disingkirkan oleh tim awal mereka meskipun begitu, pada musim lalu mereka dapat menghancurkan Liverpool dikandang mereka dengan skor yang cukup fantastis 6 – 1 yang membuat penderitaan perpisahan Steven Gerrard dari Liverpool semakin lengkap. 

Tidak masalah bagi Stoke dianggap rumah kedua bagi pemain yang disingkirkan, toh! Lagipula Stoke City mendapatkan harga murah bahkan gratis dengan nilai value jual yang tinggi.

*ditulis dari berbagai sumber

Penulis: Yusri Chanif Nazarudin

Posted on 06.53 by Unknown

No comments