Pentingnya keberadaan Industri Kecil Menengah (IKM) di
Indonesia diperkuat oleh laporan World Bank bahwa IKM diperkirakan menyumbang
sekitar 50% lebih dari Produk Domestik Bruto. Peran penting tersebut dapat
dilihat dari berbagai aspek. Pertama, IKM telah terbukti ampuh sebagai
penyelamat dalam krisis ekonomi yang melanda industri. Kedua, potensinya yang
besar dalam menciptakan lebih banyak kesempatan kerja. Ketiga, segmen IKM dapat
ditemukan di segala sektor industri, mulai dari yang berteknologi sederhana
hingga relative canggih. Peran penting IKM juga ditegaskan Choung bahwa IKM
memegang peranan penting di dalam menunjang pertumbuhan ekonomi pada kebanyakan
negara-negara yang ada di Asia.
Beberapa hasil kajian melaporkan bahwa IKM belum mampu
memberikan kontribusi optimal karena berbagai kendala yang dihadapi, seperti;
akses permodalan, akses teknologi dan informasi, akses pasar dan pemasaran,
akses profesionalisme sumber daya manusia, serta akses manajemen perusahaan. Penyebab
dari kendala tersebut, diduga kuat karena rendahnya karakter wirausaha dan
belum kokohnya peran manajerial dalam mengelola usaha pada lingkungan yang
selalu berubah. Kewirausahaan menggambarkan suatu perilaku organisasional
meliputi keberanian untuk mengambil risiko, sikap
proaktif, dan inovatif.
Dunia tradisi Bali yang berjiwa Hindu dengan elemen
pemujaan alam dan para leluhur adalah hasil evolusi dan akulturasi dari
beberapa budaya yang datang ke pulau Bali. Sistem dan tatanan kehidupan seperti
desa adat dengan sistem banjar yang direkat oleh konsep tiga pura
yang disebut Kahyangan Tiga (Puseh, Desa, Dalem) dan pura
keluarga (Merajan) serta organisasi pertanian bernama subak diperkirakan
telah mulai diterapkan di Bali sejak awal abad ke 11, dan hingga kini masih
tetap kuat keberadaannya. Beberapa konsep tersebut merupakan awal munculnya Tri
Hita Karana (THK). Konsep THK merupakan konsep nilai kultur
lokal yang telah tumbuh, berkembang dalam tradisi masyarakat Bali, dan bahkan
saat ini telah menjadi landasan falsafah bisnis, filosofi pengembangan
pariwisata, pengaturan tata ruang, dan rencana stratejik pembangunan daerah. Konsep
ini mengandung makna bagaimana mencari keharmonisan dengan tidak semata-mata
mencari materi, namun bagaimana tujuan hidup untuk mendapatkan kebahagian yang
kekal. Tujuan hidup tersebut.
Hasil analisis menunjukkan bahwa penerapan nilai nilai
kultur lokal THK berpengaruh signifikan terhadap orientasi
kewirausahaan. Maknanya adalah, penerapan nilai-nilai kultur lokal THK memberikan
kontribusi penting dalam meningkatkan orientasi kewirausahaan. Hal ini
mengindikasikan bahwa nilai-nilai harmonisasi yang terkandung dalam kultur THK
terbukti mampu meningkatkan kemampuan orientasi kewirausahaan. Semakin baik
harmonisasi hubungan dengan Tuhan (parahyangan), antarsesama (pawongan),
dan dengan lingkungan (palemahan), maka akan semakin tinggi kemampuan
orientasi kewirausahaan. Hasil penelitian ini telah mengkonfirmasi penelitian
Muller dan Thomas bahwa budaya dapat menentukan potensi kewirausahaan. Demikian
pula temuan Kreiser et.al bahwa budaya mempengaruhi suatu organisasi di
dalam perilaku pengambilan risiko (risk taking) dan tindakan proaktif (proactive).
Nilai-nilai harmonisasi yang terkandung di dalam
kultur THK berpengaruh signifikan terhadap orientasi pasar. Dengan
demikian, penerapan nilai-nilai kultur THK yang semakin baik telah
terbukti mampu meningkatkan pelaksanaan orientasi pasar. Hal ini terbukti dari
pengaruh signifikan antara nilainilai kultur THK terhadap orientasi
pasar. Temuan ini mengkonfirmasi hasil kajian Kuaku bahwa nilai-nilai budaya
yang digunakan didalam praktika organisasi memiliki pengaruh positif signifikan
dengan orientasi pasar. Temuan ini juga mengkonfirmasi kajian Iweka tentang
pengaruh budaya terhadap orientasi pasar pada usaha kecil bahwa terdapat
pengaruh positif signifikan antara nilai budaya yang digunakan dalam praktika
organisasi dengan orientasi pasar. Orientasi kewirausahaan berpengaruh
signifikan terhadap orientasi pasar. Maknanya bahwa semakin tinggi orientasi
kewirausaan maka semakin tinggi tingkat orientasi pasar. Oleh karena itu,
kemampuan untuk melakukan inovasi, selalu proaktif, dan keberanian untuk
mengambil risiko berperan penting dalam menunjang pelaksanaan orientasi pasar.
Sumber : http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/ind/article/view/18152
Sumber Gambar : http://danielwiyata.com/wp-content/uploads/2014/01/IMG_9239.jpg
Sumber Gambar : http://danielwiyata.com/wp-content/uploads/2014/01/IMG_9239.jpg
0 komentar:
Posting Komentar