DWI PRIYO UTOMO
Abstrak
Kebutuhan energi yang tinggi
mengakibatkan harga bahan bakar semakin meningkat. Hal ini berdampak pada sekt
or ktor dunia usaha, karena biaya produksi semakin meningkat tanpa diimbangi
peningkatan daya beli pasar. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah penggunaan
bahan bakar alternatif yang ekonomis, seperti:bioetanol, alkohol, metanol, dan
etanol. Unytuk menguji efisiensi bahan bakar itu dibutuhkan kompor yang sesuai.
Pada penelitian ini digunakan alat pemanas yang bernama kompor "HD".
Metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat efisiensi penggunaan bahan bakar
metanol dan etanol adalah metode air mendidih. Pengukuran dilakukan terhadap
parameter: volume air dalam panci, suhu air sebelum dipanaskan, berat penggunan
bahan bakar, berat jenis bahan bakar, perbedaan temperature, total energi
diserap, jumlah energi diserap, energi minimum yang diperlukan, dan jumlah air
yang dididihkan. Berdasarkan hasil analisis matematis, disimpulkan bahwa
penggunaan bahan bakar etanol memiliki kecepatan pendidihan lebih tinggi dibandingkan
metanol. Penggunaan bahan bakar metanol kadar 85% pada kompor HD lebih ekonomis
karena terjadi penghematan Rp 544.984,00 untuk peternakan ayam potong per 1000
ekor dalam satu periode usaha 40 hari.
kata kunci: kompor HD, metanol, etanol, analisis
matematis-ekonomis
Penggunaan bahan bakar yang efisien
sangat diperlukan agar biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat pengguna bahan
bakar bisa seminimal mungkin. Para pelaku usaha yang menggunakan alat pemanas
sangat berkepentingan dengan bahan bakar yang efisien ini. Dengan adanya peraturan
baru pembatasan subsidi untuk elpiji, maka perlu dipikirkan alternatif
penggunakan bahan bakar lain yang lebih efisien dan ekonomis. Sehingga
penggunaan bahan bakar selain minyak tanah dan elpiji perlu dipertimbangkan
lagi. Pada penelitian ini, lebih dikhususkan pada penggunaan bahan bakar cair
yaitu etanol dan metanol. Etanol adalah alkohol gandum, atau formula tanaman
massa yang berasal dari gula alami yang ditemukan dalam massa bio, atau tumbuh-tumbuhan seperti jagung, gandum, barley,
kentang dan tebu.
Kompor HD ini dirancang
dengan sistem pembakaran gas bahan bakar hasil pemanasan bahan bakarnya. Tabung
bahan bakar terpisah dengan kompor kemudian dihubungkan dengan menggunakan selang.
Tabung bahan bakar tersebut dari tabung plastik transparan dengan skala
pengukuran. Dengan cara ini akan lebih mudah untuk dilakukan pengukuran
penggunaan bahan bakarnya. Penelitian dilakukan untuk mengetahui efisiensi
bahan bakar metanol dan etanol dengan beberapa kadar metanol dan etanol dengan
cara mencampurnya dengan air. Metode yang digunakan adalah metode air mendidih.
Dari hasil penelitian
menggunakan metanol, api keluaran dari burner stabil berwarna biru untuk
metanol kadar 100% dan 93%, sedangkan untuk metanol kadar 85% api tetap stabil
tetapi berwarna sedikit kemerahan. Sedangkan untuk metanol kadar 80% api
berwarna kemerahan tetapi api menyala kurang stabil sehingga pada saat
digunakan untuk memasak air suhu air bertahan pada suhu 91° C mulai menit ke-17
dan stabil tanpa ada kenaikan hingga ditunggu sampai 5 menit tidak ada kenaikan
suhu bahkan kadang turun, sehingga penelitian untuk penggunaan bahan bakar
metanol kadar 80% dihentikan.
Dari data diketahui
bahwa dengan menggunakan metanol 85%, nyala api selama 1.077 detik menghabiskan
50 ml. bahan bakar. Artinya dengan penggunaan 1 liter metanol 85% kompor bisa
digunakan menyalakan api dengan stabil selama 21.980 detik atau 6 jam 6 menit.
Berarti biaya pemanasan per kompor per jamnya adalah Rp 868,-. Hal ini berarti
jika selama ini penggunaan kompor elpiji di lingkungan usaha peternakan ayam
potong menghabiskan satu tabung elpiji subsidi kemasan 3 kg selama 8 jam
penyalaan untuk satu kompor. Dengan asumsi harga elpiji subsidi 3 kg adalah Rp.
13.000,- maka biaya pemanasan per kompor per jamnya adalah Rp. 1.625,- Dengan
demikian penghematan yang bisa diperoleh jika menggunakan bahan bakar metanol
85% adalah Rp. 757,- per kompor per jamnya.
Bahan bakar etanol bisa digunakan pada kompor HD hingga kadar
etanol 85% degan nyala api stabil berwarna biru sedikit kemerahan. Demikian
juga, pada metanol kadar 85%. Nyala apinya stabil berwarna biru sedikit
kemerahan. Dari hasil analisis matematis dapat disimpulkan bahwa penggunaan
bahan bakar etanol memiliki kecepatan pendidihan paling tinggi karena etanol
memiliki nilai kalor yang paling tinggi. Walaupun waktu pendidihan metanol
relatif lebih lama dibandingkan etanol, namun penggunaan bahan bakar metanol
masih lebih ekonomis. Secara ekonomis, pemanas kandang ayam (pada usaha
peternakan ayam potong) direkomendasikan untuk menggunakan bahan bakar metanol
kadar 85% karena dari hasil penelitian menunjukkan penghematan yang sangat
signfikan, yaitu Rp 544.984,- untuk peternakan ayam potong per 1000 ekor dalam
satu periode usaha 40 hari.
DAFTAR PUSTAKA
Anozie, A.N and
Bakare, A.R., 2004. "Evaluation of Cooking Energy Cost, Efficiency, Impact
on Air Pollution and Policy in Nigeria."
Hariyanto, W.W.
dkk., 2007. "Ethanol Electro-Oxidation on ptceo2/C Catalist in Direct Ethanol
Fuel Cell "Journal of Chemical and Natural Resources Engineering, 2: 47–61
FKKKSA, Universiti Teknologi Malaysia.
Laksmi, A.,
dkk., 2010. Perancangan Ulang Kompor Bioetanol dengan Menggunakan Pendekatan
Metode Quality Function Deployment (Qfd) dan Teoriya Resheniya Izobretatelskikh
Zadatch (Triz). http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-12645-Paper.pdf
Pusat Informasi
Energi, 2003. Statistik Ekonomi Energi Indonesia 2002. Jakarta: Departemen
Energi dan Sumber Daya Mineral.
Rajvansi, Anil K,
dkk., 2007. Low-concentration ethanol stove for rural areas in India. Nimbkar
Agricultural Research Institute (NARI).
Robinson, J.,
2006. Bio-Ethanol as a Household Cooking Fuel: A Mini Pilot Study of the
SuperBlu Stove in Peri-Urban Malawi. Loughborough University.
Utomo, D.P.
dkk., 1994. Matematika 2 untuk Teknik. Universitas Muhammadiyah Malang.
0 komentar:
Posting Komentar